
Kompetensi kewirausahaan kepala sekolah, khususnya di lingkungan SMK bidang Bisnis dan Manajemen, menjadi sangat krusial dalam menjawab tantangan rendahnya serapan lulusan SMK di dunia kerja. Meski program-program seperti “SMK Bisa” dan “Sekolah Pencetak Wirausaha” telah diluncurkan, kenyataannya lulusan SMK masih mendominasi angka pengangguran terdidik di Indonesia. Hal ini menunjukkan perlunya penguatan peran kepala sekolah sebagai pemimpin inovatif yang mampu memberdayakan sumber daya sekolah secara kreatif dan strategis. Dalam konteks ini, pembinaan kepala sekolah tidak hanya dimaknai sebagai pelatihan teknis, melainkan proses fasilitatif yang mengembangkan kompetensi kepemimpinan dan jiwa kewirausahaan berbasis pendekatan manajerial seperti model POLC (Planning, Organizing, Leading, Controlling).
Sayangnya, hingga kini belum tersedia model pembinaan kompetensi kewirausahaan kepala sekolah yang sistematis, terukur, dan sesuai dengan kebutuhan lapangan. Dokumen resmi penilaian kinerja kepala sekolah belum menempatkan kewirausahaan sebagai komponen utama, padahal tantangan pengelolaan sekolah berbasis BLUD, serta kebutuhan akan kemandirian finansial dan inovasi program, menuntut kepala sekolah untuk memiliki kapasitas kewirausahaan yang kuat. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya konkret untuk merumuskan model pembinaan yang layak, efektif, dan praktis guna meningkatkan kualitas kepemimpinan kepala sekolah SMK, agar mampu mencetak lulusan yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga siap membuka lapangan kerja
Penelitian ini berfokus pada 11 SMK di Kota Surakarta yang memiliki bidang keahlian Bisnis dan Manajemen, yaitu:
- SMK Negeri 1 Surakarta
- SMK Negeri 3 Surakarta
- SMK Negeri 6 Surakarta
- SMK Batik 1 Surakarta
- SMK Batik 2 Surakarta
- SMK Kristen 1 Surakarta
- SMK PGRI 2 Surakarta
- SMK Murni 2 Surakarta
- SMK Wijaya Kusuma Surakarta
- SMK Cokroaminoto 1 Surakarta
- SMK Bina Mandiri Indonesia (BIMANDO) Surakarta.
0 Komentar